-=White Kingdom=-

Share, Learn, Wiser


1 Comment

“Maaf saya tidak bermadzhab akh” ke laut ajah…

Teringat akan sebuah insiden, dimana seorang senior mengungkapkan pemikirannya ini kepada kami,sang junior. Entah apa yg ada di benaknya saat itu. Kepuasan akan ilmu yg tinggi kah, berkata pada dirinya “saya adalah mujtahid” lah, atau entah pemikiran dangkal lainnya.
Mengapa saya mengatakan ini adalah pemikiran yg dangkal?Bagaimana tidak, menjadi seorang mujtahid itu ga semudah menjadi ketua RT. Butuh begitu banyak syarat yg bukan sembarang orang kompeten di dalamnya. Bahkan, mungkin di zaman ini seorang “mujtahid mutlak”pun sudah tenggelam dalam kemerlap zaman.

Coba saja kita tanyakan pada mereka yang mengaku-ngaku sebagai mujtahid yg tidak membutuhkan adanya madzhab dalam ibadah mereka, hanya butuh quran dan hadits saja, “katanya”.
*Tahu bahasa arab?”ya sekedar akhi,ukhti,syukron afwan aja sih bisa” anak bayi baru lahir juga ibunya tahu….
*tahu tafsir alquran?”ya kan udah ada terjemahannya, kenapa repot-repot?”
*hafal hadits, stidaknya hadits arbain? “hhmm..kalo arba’ah (4) aja sih hafal”
*faham ilmu nahwu sharaf, bayan, maani, badi’, ushulu fiqih, ushulu hadits? “ilmu apaan itu?Kalo mentoring aja mah bisa”

Itulah jawaban-jawaban mereka yang “mengaku” tidak butuh madzhab dan cukup ambil hukum dari alquran dan hadits saja. Coba fikirkan kawan, jangankan membuat hukum, untuk mengartikan alquran aja masih pake quran terjemah. Disuruh baca kitab arab gundul eh dikata tulisan sansekerta. Mana yg katanya mujtahid? Ke laut aja mending sanah…

Baru ditanya hal-hal dasar seperti itu, belum lagi ketika ditanyakan ayat ini secara bil ‘ibaroh, bil ‘isyarat, bid dalalat, bil iltizam memiliki makna apa dan hukum apa yg bisa dikeluarkan dari makna-makna itu (nah loh pusing kan…). Ini ushulu fiqih, ilmu dasar untuk yg namanya ijtihad.
Lalu apa saja syarat-syarat untuk ijtihad??
– ihya akan ilmu alquran dan makna beserta hukum yg akan keluar dri makna itu (mksud ihya disini adalah bukan sekedar hafal, namun bila ditanyakan sebuah masalah, maka langsung tahu ayat mana saja yg membahasnya)
– ihya akan ilmu hadits, ya mirip seperti alquran juga, namun disini ditambah dengan hafal sanad-sanad perawi hadits tersebut.
-mengerti ilmu qiyas beserta tata cara dan syarat-syaratnya
-faham akan ilmu-ilmu alat yg telah saya sebutkan tadi.
-memiliki ilmu ladunni

Lalu pertanyaannya, adakah yg berkompeten untuk itu semua?Jawabannya untuk saat ini tidak. Lalu bagaimana dengan semisal MUI?Bangun akh, mereka siapa?Mereka hanyalah pemberi fatwa, bukan pemberi ijtihad. Jangan sampai tertukar antara ijtihad dan fatwa.

Untuk sekedar tahu saja, dalam ilmu fiqih, ada beberapa tingkatan di dalamnya.
1.mujtahid mutlak. Para imam madzhablah yg masuk pada kategori ini. Semisal imam abu hanifah, imam syafii, maliki, hambali, dan imam madzhab lainnya. Jumlah madzhab ada 52, namun seiring perkembangan zaman yg tersisa hanyalah 4.
2.mujtahid fil madzhab. Semisal imam nawawi, imam muhammad, imam abu yusuf
3.ashabu tarjih. Yakni mereka tidak bisa melakukan ijtihad, hanya saja memilih dari pendapat mujtahid fil madzhab.
4.ashabu tamyiz. Mereka yg hanya bisa memperjelas pilihan dari ashabu tarjih.
5.ashabul fatwa
Merekalah para mufti yg hanya bisa memberikan fatwa sesuai perkembangan zaman tanpa merubah inti dari hasil ijtihad itu.
6.ashabu taklid

Nah, inilah kita yang paling lemah. Yang hanya bisa “ikut-ikutan” apa yg sudah terangkum dalam madzhab kita. Namun tetap aja, kita harus mencari tahu kebenaran akan hukum itu, jadi ga sekedar taklid. Ataupun boleh juga hanya taklid saja, asalkan yakin kebenaran apa yg ia ikuti itu. Karena bukankah tidak mungkin bagi smua orang untuk mendalami itu semua?Dunia ini ada hitam ada putih, tidak mungkin hitam semua atau putih semua. Begitu pula masalah ini, tidak mungkin semuanya mufti ataupun semuanya mukallid.

Yaa, seperti itulah. Entah setelah membaca penjelasan saya ini masih adakah yg berani mengatakan “saya adalah mujtahid”. Mujtahid dari hongkong…!!


Leave a comment

My Spirit of Snow

Snow….

White and so beautiful. Seeing you make me so comfort and full of spirit. Wish to see you all of time,,forever

 

Pernahkah kalian melihat fenomena seperti ini? Bagi sayapun ini adalah pertama kalinya saya melihatnya, setelah bertahun-tahun lamanya mengidam-idamkan hal ini. Bagaimana tidak, salju adalah hal yang paling diidam-idamkan oleh mereka yang tinggal di daerah tropis seperti kita. Seandainya saja ia bisa turun di daratan Jakarta, tentunya sudah saya buat boneka salju raksasa di halaman belakang rumah saya.

Tapi sayangnya, itu semua mustahil. Seandainya saja bisa


Leave a comment

The Three Kingdom

Hawa panas menerpa jiwa-jiwa yang haus akan kekuasaan. Entah itu semua berlandaskan keadilankah atau hanya nafsu belaka. Andai saja mereka tahu bahwa perang yang berkepanjangan ini tak ada gunanya, hanya merenggut nyawa-nyawa yang seharusnya tetap hidup damai dalam suka. Alih-alih menegakkan keadilan, yang ada hanya pertumpahan darah. Perang salib yang mereka kobarkan hanya menyengsarakan nyawa-nyawa yang tak berdosa. Anadai saja mereka mengerti bahwa kedamaian yang mereka cari ternyata semu semua itu terhampar luas di bawah naungan Islam.

 

Seorang pria besar berdiri di sebuah balkon kerajaan, menatap hamparan padang pasir yang panasnya begitu menyengat. Tiba-tiba airmata menetes membasahi pipinya. Dalam pikirannya hanya Allah yang ada. Bibirnyapun tak henti-henti menyebut asma Allah atas nikmat yang telah diberikan kepadanya. Bagaimana tidak, dia telah berhasil menyingkirkan keponakannya yang telah bertindak zalim kepada rakyat di Maroko. Dialah Al-Mutawakkil yang ternyata telah membuat aliansi dengan Pasukan Salib untuk menaklukkan Maroko. Raja Portugis, Sebastian Putra Johannes III pun menyambut kerjasama itu, karena memang ia telah berniat untuk melakukan perang suci melawan kaum Muslimin agar namanya terangkat di antara raja-raja Eropa. Terkumpul 125.000 pasukan Nasrani yang berdatangan dari Spanyol, Portugis, Italia dan Jerman dengan total ribuan pasukan berkuda dan disertai lebih dari 40 meriam.

 


 

Tiba-tiba datang dua orang dari dalam istana mengagetkannya.

“Bagaimana saudaraku, apa yang akan kita lakukan terhadap Sang Pengkhianat Al-Mutawakkil dan bala tentara Sebastian?”

Tanya saudara kandung raja Abdul Malik dengan senyum yang selalu menghiasi wajahnya. Dialah Ahmad Al-Manshur yang selalu setia menemaninya bersama pengawal setianya Ridhwan Al-Alaj. Mendengar nama Sebastian, raut wajah rajapun berubah. Bukan dendam yang ia rasakan layaknya dendam para Prajurit Salib namun semangat jihadlah yang tersirat di wajahnya. Semangat untuk kembali menyelamatkan Maroko dari kekejaman Sebastian.

“ Segera siapkan pasukan yang ada dan hubungi Sultan Sulaiman untuk meminta bantuan Pasukan Usmani.” Continue reading


Leave a comment

Ataturk?

Ataturk…ataturk…ataturk….
Itulah nama yang mereka sebut-sebut dalam pawai kemerdekaan turki yang terjadi di Ankara. Seperti pada video yang teman-teman bisa lihat di atas, saya menjelaskan bahwa orang-orang yang mengikuti pawai tersebut begitu bangga dengan seorang yang bernama ataturk. Ya,,dialah Mustafa Kemal Pasha atau lebih dikenal dengan Mustafa Kemal Ataturk.
Mereka sudah menganggap bahwa Mustafa Kemal adalah pahlawan mereka, bahkan ada golongan yang sampai menganggapnya seperti tuhan penyelamat mereka. Merekalah yang disebut Ataturkcu, yakni orang-orang yang fanatik dengan Mustafa Kemal Ataturk. Seperti inilah fenomena sebagian besar orang-orang yang ada di Turki. Bahkan di setiap tempat, baik sekolah, kantor ataupun tempat lainnya, foto Mustafa Kemal dengan ukuran besar merupakan hal yang wajib bagi mereka. Apabila tidak terdapat foto itu, maka akan didenda dan sebagainya. Seperti inilah fenomena yang ada di turki.
Namun seandainya teman-teman tahu akan rahasia sejarah yang telah di adopsi oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab, maka teman-teman akan tercengang mendengarnya. Bagaimana tidak, dalam buku-buku sejarah, baik yang ada di turki maupun di Indonesia, Mustafa Kemal merupakan pahlawan besar turki yang menyelamatkan turki di saat masa-masa krisisnya hingga turki menyandang julukan “The Sick Man”. Bukan begitu teman-teman? Itu semua karena di saat terakhir di perang canakkale, dialah yang disorot oleh sejarah sebagai pahlawan dari perang itu. Padahal..??

 

Dia tidak kurang dari seorang keparat yang menghancurkan agama islam yang telah bersinar terang sejak zaman kekhilafahan Turki Usmani. Membunuh para ulama, menutup madrasah-madrasah, membunuh siapa saja yang menyebut lafadz Allah, dan melarang penggunaan jilbab bagi para muslimah. Bahkan dalam perang canakkale tersebut, dialah salah satu penyebab ribuan tentara turki meninggal dalam perang itu, karena sifat keras kepalanya untuk tetap melakukan penyerangan pada hari lebaran saat itu.
Ya sudahlah, hanya doa yang bisa terlantun untuk kemajuan Negara ini. Semoga kekhilafahan yang telah jatuh, bisa bangkit kembali hingga duniapun mampu damai sejahterah di bawah bendera Islam. Amin….


Leave a comment

Me and My Future

 
 
 
 
 
(foto dari kiri : Abi Farhat, Abi khairuddin, Saya, Aliman, Abi Hakan, joken, alwi, irman)
 
Ini adalah foto yang diambil saat kita sedang dating berkunjung ke asrama yang berada di daerah Keklik, Ankara. Saat itu Menteri Agama (suryadharma Ali) dan rombongan dari kementerian agama datang untuk menjenguk murid-muridnya yang mereka kirim ke Turki, sekaligus melihat suasana asrama-asrama dan pelajaran yang diberikan di asrama Turki. Meski hanya sesaat saja, namun pertemuan yang singkat itu cukup memberikan kebanggaan tersendiri dan menambah semangat belajar kami.
 
 
 
(foto abi Hayrettin dan Menteri Agama)
 
Melihat foto ini, saya teringat akan percakapan malam itu dengan Alwi. Mengkhayal, ah bukan,,tapi memvisikan apa yang akan kita lakukan di masa depan nanti. Ya dengan nikmat yang Allah berikan berupa fasilitas belajar dan guru-guru yang benar-benar membuat kita bangga. Bagaimana tidak, saat ini kita sedang belajar pada seorang ustadz yang merupakan guru dari abi farhat, seorang abi yang tidak diragukan lagi keilmuannya. Tahun depan pun di tekammul alti kita juga akan belajar pada ustadz yang tentunya patut diacungkan jempol keilmuannya.
Saya pun berfikir, kalau seandainya saya begitu lulus tekammul langsung pulang ke Indonesia dan menjadi ustadz disana, paling-paling juga Abi Hakan (Ketua Asrama di Asia Pasifik) akan menempatkan saya di kantor Indonesia sebagai sekretaris disana. Karena memang saya ingat betul saat peresmian asrama, abi hakan berkata kepada saya.
“Rahmat, kenapa sih kamu masih jadi murid aja? Cepat-cepat jadi Ustadz biar bisa ngurusin secretariat asrama”
Sayapun saaat itu hanya menanggapinya biasa saja. Karena saya fikir, mungking memang betul dengan bakat komputer yang ada pada saya, saya cocok ditempatkan di posisi seperti itu. Tapi setelah beberapa bulan berlalu semenjak kedatangan kita ke Ankara, fikiran itu berubah drastis. Dengan kitab-kitab bahasa arab yang selalu menemani saya setiap hari, baik itu tafsir lah, syarah dari pelajaran-pelajaran lah, atau kitab-kitab yang lain, membuat saya semakin menikmati pelajaran-pelajaran agama dan semakin menyelam dalam samudera ilmu.
Dan tentunya dengan itu, tujuanku berubah drastis. Ya, aku ingin menjadi ustadz dari asrama ders grubu yang setiap harinya hanya pelajaran agama yang ada. Aku ingin menjadi ustadz penerus dari kakekku dan keluargaku yang mayoritas adalah keluarga ulama. Bukan menjadi sekretaris yang sudah ditunggu-tunggu abi Hakan.
Karena itu, akupun berfikir, ilmu yang kudapat dari tekammul nanti tidak akan cukup untuk bisa disebut ustadz seperti yang ada di Indonesia. Aku harus lebih banyak membaca buku-buku bahasa arab, buku tafsir dan lain-lain.
Untuk itu, sudah aku azzamkan mulai saat itu, tambahan 2 tahun. Yaa,, selesai tekammul, aku harus menjadi ustadz ders grubu di Ankara ataupun Istanbul, baru setelah itu bisa pulang ke tanah air tercinta…
Semoga Allah memudahkan jalan ini…Amin….
Keep Spirit…^_^


Leave a comment

Sakratul Maut

Kata Sakaratul maut, kematian, alam kubur, padang mahsyar, sirathal mustaqim dan hal lain yang berkaitan dengannya, pastinya siapapun yang mendengarnya akan merinding dibuatnya. Bagaimana tidak, seorang Atheis pun yang jangankan percaya hal-hal gaib ini, terhadap Sang Penciptanya pun tak percaya, merekapun akan merinding  bila ditanyakan hal-hal tersebut. Walaupun pada awalnya mereka tak percaya adanya hal-hal tersebut, dan mengatakan “Buat apa percaya dengan hal bodoh itu”. Namun bila kita memutarbalikkan statement mereka dengan mengatakan “kalau ternyata ada, apa kamu siap merasakan siksaannya?”, maka merekapun akan gentar mendengarnya. Kita sebagai muslim yang taat tak ada ruginya dengan ibadah-ibadah yang kita lakukan. Kalaupun memang tidak ada (hanya analogi) maka cukuplah kebaikan-kebaikan yang kita lakukan membuat hati kita tenang. Lagipun seharusnya merekalah yang takut dikarenakan tidak adanya persiapan menghadapi itu semua.

Analoginya seperti ini, ibaratnya saja kita mengirim uang tunai melalui wesel sebagai sedekah untuk saudara kita di kota yang berbeda. Bila alamatnya benar, maka beruntunglah saudara kita tersebut. Namun bila alamatnya salah, kitapun tak akan merugi, toh uangnya akan dikirimkan kembali ke kita. Dan silakan gunakan qiyas ini pada pahala untuk orang yang sudah meninggal. Continue reading


Leave a comment

Suara-Suara Yang Didengar Mayat

Yang Akan Ikut Mayat Adalah Tiga hal yaitu:
1. Keluarga
2. Hartanya
3. Amalnya

Ada Dua Yang Kembali Dan Satu akan Tinggal Bersamanya yaitu;
1. Keluarga dan Hartanya Akan Kembali
2. Sementara Amalnya Akan Tinggal Bersamanya.

Maka ketika Roh Meninggalkan Jasad…..
Terdengarlah Suara Dari Langit Memekik, “Wahai Fulan Anak Si Fulan…..
Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia, Atau Dunia Yang Meninggalkanmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Harta Kekayaan, Atau Kekayaan Yang Telah Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menguburmu.”

Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan….
Terdengar Dari Langit Suara Memekik, “Wahai Fulan Anak Si Fulan…
Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat, Mengapa Kini Te rkulai Lemah
Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih, Mengapa Kini Bungkam Tak Bersuara
Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar, Mengapa Kini Tuli Dari Seribu Bahasa
Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia, Mengapa Kini Raib Tak Bersuara” Continue reading


Leave a comment

Cinta Tak Pernah Sama

Teruslah terbuai dalam kesemuan..
Biarlah cinta itu memperdayamu dalam kekerdilan.

Lihatlah mereka yang lelah berlari..
Cintanya kuat merindu cahaya surgawi

Teruslah berbicara tentang kefitrahan..
Biarlah kau nodai kata itu dengan bualan murahan.

Dan Fitrah mereka adalah kemuliaan..
Tiada sejengkal pun tanah, melainkan darah kehormatan.

Cinta kita penuh warna-warna..
Kadang merah muda, ungu, ataupun jingga.

Cinta mereka penuh debu..
Kadang darah, kerikil, dan air mata jadi satu.

Surat cinta kita teriring bersama bunga..
Tertera di sana kata-kata indah puisi bak mutiara.

Surat cinta mereka lusuh terdesing mesiu..
Namun lantunannya terdesir membingkai kalbu.

Pikiran kita terkuras pada yang kelak sirna..
yang Tak pernah ada dari padanya selain yang sia.

Pikiran mereka terpaut pada kemilau Wahyu..
Yang membuat mereka bertahan didera peluru.

Cinta ada disini..
Cinta pun ada disana

Masing-masing memiliki arti..
Namun keduanya tak pernah sama.

Disini cinta terhinakan nafsu..
Disana cinta termuliakan luka.

Disini cinta rendah membelenggu..
Disana cinta tinggi mengudara.

-Ayyash Ash Shiddiq-


Leave a comment

The Spirit of Fatih

Hawa angin musim gugur menyelusup kalbuku. Berhembus halus menggugurkan daun-daun maple yang sengaja mengugurkan daun-daunnya. Simponi inipun cukup menggetarkan hatiku karena entah mengapa memori akan perang 4 tahun lalu menghantuiku. Bukan karena aku takut akan kekauatan musuh-musuh Islam, namun trauma akan kehilangan orang yang kita cintai akan terus berbekas walau lukanya telah sembuh.

 

Ya, aku ingat betul detik demi detik pada saat itu. Aku yang merupakan komandan dari pasukan Jenisarry bersama adikku Yufesta, sedang berperang melawan Perancis. Strategi yang dicanangkan Sultan Sulaiman benar-benar ampuh. Namun di detik-detik terakhir saat kami mendekati raja Perancis I yang sudah terjatuh dari kudanya, kamipun menyuruhnya agar menyerah dan menghentikan perang yang tak berkesudahan ini, tiba-tiba ia meraih pedang yang terjatuh di sampingnya lalu menusuk adikku tercinta, Yufesta.

 

Tak menerima hal itu, hatiku dipenuhi dengan dendam atas kelicikan raja Perancis I. Kuraih pedangku dan langsung kuhujamkan pedang itu ke tubuhnya. Hampir saja ia mati tercabik-cabik olehku kalau saja ayahku tidak menghentikan kenginanku itu. Dan perangpun usai dengan kemenangan umat Muslim, sekaligus raja Perancis I ditahan sebagai tawanan perang.

Continue reading


Leave a comment

Para Kesatria Langit

Kutatap langit putih malam ini. Tesenyum indah bersama sang rembulan. Simponi malampun senantiasa melantunkan keindahannya, menghiasi hari yang serba putih ini. Hembusan angin malampun menembus jantungku. Mengalir syahdu dalama liran darahku. Si putih pun tak henti-hentinya menghujam tubuh lusuhku. İndah dalam pandangan, namun dinginnya menyayat-nyayat jasadku. Kucoba amati butiran-butiran lembut itu, bentuknya unik seperti bintang, namun ia mencair saat kutekan dengan jari telunjukku. Oh darimanakah benda unik ini Berasal? Lalu kutengadahkan wajahku ke tempat ia Berasal, terpampang sebuah langit putih nan indah, yang mengingatkanku akan langit yang lain. Langitnya para kesatria langit.

Siapakah gerangan kesatria itu? Mereka bukanlah kesatria rave master yang dikaruniai pedang Ten Commandement yang diutus untuk membasmi Sinclair. Merekapun bukanlah kesatria Saint Saiya yang dikaruniai jubah sucinya yang diutus untuk menyelamatkan Athena. Merekapun bukan kesatria Spartan yang dengan keberanian dan tameng besar di tangannya berperang degan pasukan Immortal dari Persia. Merekapun bukan kesatria Baja Hitam yang denga alat transformasi di tanganya cukup menyebut “Heshin” maka kekuatan super hero melekat pada diri mereka. Continue reading